Sistem Distribusi merupakan bagian dari sistem tenaga listrik. Sistem distribusi ini berguna untuk menyalurkan tenaga listrik dari sumber daya listrik besar (Bulk Power Source) sampai ke konsumen.
Melalui beberapa urutan yaitu sabagai berikut :
1. Pusat tenaga listrik/Pembangkit
- Yaitu tempat mesin-mesin pembangkit listrik berada.
- Merupakan tempat dimana tegangan dari generator dinaikan menjadi level tegangan transmisi.
- Menyalurkan tenaga lisrtik dari pusat tenaga sampai ke pusat-pusat beban atau konsumen
- Tempat diman level tegangan tinggi diturunkan menjadi level tagangan rendah atau tegangan distribusi.
- Tempat dimana tenaga listrik dari gardu induk penurun tegagan yang disalurkan melalui kabel tanah atau pun saluran udara di bagi-bagi dandi salurkan ke gardu-gadu distribusi
- Jaringan listrik tegangan menengah dengan system kabel tanah ataupun saluran udara yang menghubungkan gardu distribusi dengan gardu distribusi yang lain, atua gardu induk ke gardu distribusi
- Tempat di mana terdapat transformator penurun tegangan menengah menjadi tegangan rendah.
- Jaringan listrik bertegangan rendah berupa kabel tanah atau saluran udara yang menghubungkan Gardu Distribusi dengan konsumen
- Jaringan listrik tegangan menengah dengan system kabel tanah ataupun saluran udara yang menghubungkan gardu distribusi dengan gardu distribusi yang lain, atua gardu induk ke gardu distribusi
jadi, fungsi distribusi tenaga listrik adalah:
1) pembagian atau penyaluran tenaga listrik ke beberapa tempat (pelanggan
2) merupakan sub sistem tenaga listrik yang langsung berhubungan dengan pelanggan, karena catu daya pada pusat-pusat beban (pelanggan) dilayani langsung melalui jaringan distribusi.
Sistem Tegangan distribusi yang digunakan di Indonesia adalah berkisar 3 KV, 6 KV, 7 KV, 9 KV, 11,5 KV, 20 KV dan 24 KV. Namun yang umum digunakan pada sistem tegangan distribusi PLN adalah 6 KV, 12 KV 20 KV dan 24 KV, dan sisanya adalah tegangan yang bersumber dari transformator yang khusus digunakan beberapa industri tertentu.
Gardu induk distribusi primer PLN, memasok daya listrik kekonsumennya dengan dua jalur distribusi yang dibedakan pemakaiannya. Yaitu konsumen besar (Kawasan Industri) dan konsumen-konsumen yang menggunakan tenaga istrik dengan level tegangan rendah (380/220 Volt) seperti rumah tangga, industri kecil, perkantoran, pertokoan dan sebagainya.
Untuk konsumen besar yang menggunakan energi listrik yang besar, PLN memasok kebutuhan listriknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20KV atau 24KV dengan jalur distribusi kawat penghantar udara atau Penghantar bawah tanah ke Gardu Induk (GI) konsumen untuk pemakaian sendiri.
Sedangkan untuk kebutuhan rumah tangga, perkantoran dan industri kecil, PLN memasoknya melalui Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20KV ke gardu distribusi Sekunder yang dibangun pada lokasi-lokasi tertentu. Dan disalurkan kembali ke trafo tiang step down didekat pusat-pusat pelanggan, untuk selanjutnya penyaluran distribusi daya listrik tersebut diteruskan melalui Jaringan Tegangan Rendah (JTR) 380/220 Volt ke meter-meter pelanggan.
Adapun urutan daya listrik PLN ke meter-meter pelanggan dari rumah tangga (250 VA, 1 Phasa), perkantoran dan industri kecil sampai industri menengah (630 KVA, 3 Phasa) dapat dilihat pada tabel dibawah ini
No.
|
Daya Terpasang (Volt Ampere)
|
Pembatas MCB/MCCB (Ampere)
|
1
|
250
|
1 X 1,2
|
2
|
450
|
1 X 2
|
3
|
900
|
1 X 4
|
4
|
1,300
|
1 X 6
|
5
|
2,200
|
1 X 10
|
6
|
3,500
|
1 X 16
|
7
|
4,400
|
1 X 20
|
8
|
5,500
|
1 X 25
|
9
|
7,700
|
1 X 35
|
10
|
11,000
|
1 X 50
|
-------
|
-------------------
|
-------------------------------------
|
11
|
13,900
|
1 X 63
|
12
|
17,000
|
1 X 80
|
13
|
22,000
|
1 X 100
|
-------
|
-------------------
|
-------------------------------------
|
14
|
3,900
|
3 X 6
|
15
|
6,600
|
3 X 10
|
16
|
10,600
|
3 X 16
|
17
|
13,200
|
3 X 20
|
18
|
16,500
|
3 X 25
|
19
|
23,000
|
3 X 35
|
20
|
33,000
|
3 X 50
|
21
|
41,500
|
3 X 63
|
-------
|
-------------------
|
-------------------------------------
|
22
|
53,000
|
3 X 80
|
23
|
66,000
|
3 X 100
|
24
|
82,500
|
3 X 125
|
25
|
105,000
|
3 X 160
|
26
|
131,000
|
3 X 200
|
27
|
147,000
|
3 X 225
|
28
|
164,000
|
3 X 250
|
29
|
197,000
|
3 X 300
|
30
|
233,000
|
3 X 335
|
31
|
279,000
|
3 X 425
|
32
|
329,000
|
3 X 500
|
33
|
414,000
|
3 X 630
|
34
|
526,000
|
3 X 800
|
35
|
630,000
|
3 X 1000
|
- Transformator 3 Phasa 25 kVA 20kV/ 400V
- Transformator 3 Phasa 50 kVA 20kV/ 400V
- Transformator 3 Phasa 100 kVA 20kV/ 400V
- Transformator 3 Phasa 160 kVA 20kV/ 400V
- Transformator 3 Phasa 200 kVA 20kV/ 400V
- Transformator 3 Phasa 400 kVA 20kV/ 400V
- Transformator 3 Phasa 500 kVA 20kV/ 400V
- Transformator 3 Phasa 630 kVA 20kV/ 400V
- Transformator 3 Phasa 1000 kVA 20kV/ 400V
- Transformator 3 Phasa 1250 kVA; 20kV/400V
- Transformator 3 Phasa 1500 kVA; 20kV/400V
- Transformator 3 Phasa 1750 kVA; 20kV/400V
- Transformator 3 Phasa 2000 kVA; 20kV/400V
- Transformator 3 Phasa 2500 kVA; 20kV/400V
- Transformator 3 Phasa 3150 kVA; 20kV/400V
B. Klasifikasi Saluran Distribusi Tenaga Listrik
Secara umum, saluran tenaga Listrik atau saluran distribusi dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Menurut nilai tegangannya:
- Saluran distribusi Primer, Terletak pada sisi primer trafo distribusi, yaitu antara titik Sekunder trafo substation (Gardu Induk) dengan titik primer trafo distribusi. Saluran ini bertegangan menengah 20 kV. Jaringan listrik 70 kV atau 150 kV, jika langsung melayani pelanggan, bisa disebut jaringan distribusi.
- Saluran Distribusi Sekunder, Terletak pada sisi sekunder trafo distribusi, yaitu antara titik sekunder dengan titik cabang menuju beban (Lihat Gambar 2-2)
2. Menurut bentuk tegangannya:
- Saluran Distribusi DC (Direct Current) menggunakan sistem tegangan searah.
- Saluran Distribusi AC (Alternating Current) menggunakan sistem tegangan bolak-balik.
3. Menurut jenis/tipe konduktornya:
- Saluran udara, dipasang pada udara terbuka dengan bantuan penyangga (tiang) dan perlengkapannya, dan dibedakan atas:
- - Saluran kawat udara, bila konduktornya telanjang, tanpa isolasi pembungkus.
- - Saluran kabel udara, bila konduktornya terbungkus isolasi.
- Saluran Bawah Tanah, dipasang di dalam tanah, dengan menggunakan kabel tanah (ground cable).
- Saluran Bawah Laut, dipasang di dasar laut dengan menggunakan kabel laut (submarine cable)
4. Menurut susunan (konfigurasi) salurannya:
- Saluran Konfigurasi horizontal, bila saluran fasa terhadap fasa yang lain/terhadap netral, atau saluran positip terhadap negatip (pada sistem DC) membentuk garis horisontal.
- Saluran Konfigurasi Vertikal, bila saluran-saluran tersebut membentuk garis vertikal .
- Saluran konfigurasi Delta, bila kedudukan saluran satu sama lain membentuk suatu segitiga (delta).
5. Menurut Susunan Rangkaiannya
Dari uraian diatas telah disinggung bahwa sistem distribusi di bedakan menjadi dua yaitu sistem distribusi primer dan sistem distribusi sekunder.
- Jaringan Sistem Distribusi Primer,
Terdapat bermacam-macam bentuk rangkaian jaringan distribusi primer, yaitu:
- Jaringan Distribusi Radial, dengan model: Radial tipe pohon, Radial dengan tie dan switch pemisah, Radial dengan pusat beban dan Radial dengan pembagian phase area.
- Jaringan distribusi ring (loop), dengan model: Bentuk open loop dan bentuk Close loop.
- Jaringan distribusi Jaring-jaring (NET)
- Jaringan distribusi spindle
- Saluran Radial Interkoneksi
- Jaringan Sistem Distribusi Sekunder,
- Papan pembagi pada trafo distribusi,
- Hantaran tegangan rendah (saluran distribusi sekunder).
- Saluran Layanan Pelanggan (SLP) (ke konsumen/pemakai)
- Alat Pembatas dan pengukur daya (kWh meter) serta fuse atau pengaman pada pelanggan.
gambar 2. Komponen Sistem Distribusi
Tegangan Sistem Distribusi Sekunder
Ada bermacam-macam sistem tegangan distribusi sekunder menurut standar; (1) EEI : Edison Electric Institut, (2) NEMA (National Electrical Manufactures Association). Pada dasarnya tidak berbeda dengan sistem distribusi DC, faktor utama yang perlu diperhatikan adalah besar tegangan yang diterima pada titik beban mendekati nilai nominal, sehingga peralatan/beban dapat dioperasikan secara optimal. Ditinjau dari cara pengawatannya, saluran distribusi AC dibedakan atas beberapa macam tipe dan cara pengawatan, ini bergantung pula pada jumlah fasanya, yaitu:
1. Sistem satu fasa dua kawat 120 Volt
2. Sistem satu fasa tiga kawat 120/240 Volt
3. Sistem tiga fasa empat kawat 120/208 Volt
4. Sistem tiga fasa empat kawat 120/240 Volt
5. Sistem tiga fasa tiga kawat 240 Volt
6. Sistem tiga fasa tiga kawat 480 Volt
7. Sistem tiga fasa empat kawat 240/416 Volt
8. Sistem tiga fasa empat kawat 265/460 Volt
9. Sistem tiga fasa empat kawat 220/380 Volt
Di Indonesia dalam hal ini PT. PLN menggunakan sistem tegangan 220/380 Volt. Sedang pemakai listrik yang tidak menggunakan tenaga listrik dari PT. PLN, menggunakan salah satu sistem diatas sesuai dengan standar yang ada. Pemakai listrik yang dimaksud umumnya mereka bergantung kepada negara pemberi pinjaman atau dalam rangka kerja sama, dimana semua peralatan listrik mulai dari pembangkit (generator set) hingga peralatan kerja (motor-motor listrik) di suplai dari negara pemberi pinjaman/kerja sama tersebut. Sebagai anggota, IEC (International Electrotechnical Comission), Indonesia telah mulai menyesuaikan sistem tegangan menjadi 220/380 Volt saja, karena IEC sejak tahun 1967 sudah tidak mencantumkan lagi tegangan 127 Volt. (IEC Standard Voltage pada Publikasi nomor 38 tahun 1967 halaman 7 seri 1 tabel 1).
Diagram rangkaian sisi sekunder trafo distribusi terdiri dari:
1. Sistem distribusi satu fasa dengan dua kawat, Tipe ini merupakan bentuk dasar yang paling sederhana, biasanya digunakan untuk melayani penyalur daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan.
2. Sistem distribusi satu fasa dengan tiga kawat, Pada tipe ini, prinsipnya sama dengan sistem distribusi DC dengan tiga kawat, yang dalam hal ini terdapat dua alternatif besar tegangan. Sebagai saluran “netral” disini dihubungkan pada tengah belitan (center-tap) sisi sekunder trafo, dan diketanahkan, untuk tujuan pengamanan personil. Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas kecil dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan dan pedesaan.
3. Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/240 Volt, Tipe ini untuk melayani penyalur daya berkapasitas sedang dengan jarak pendek, yaitu daerah perumahan pedesaan dan perdagangan ringan, dimana terdapat dengan beban 3 fasa.
4. Sistem distribusi tiga fasa empat kawat tegangan 120/208 Volt.
5. Sistem distribusi tiga fasa dengan tiga kawat, Tipe ini banyak dikembangkan secara ekstensif. Dalam hal ini rangkaian tiga fasa sisi sekunder trafo dapat diperoleh dalam bentuk rangkaian delta (segitiga) ataupun rangkaian wye (star/bintang). Diperoleh dua alternatif besar tegangan, yang dalam pelaksanaannya perlu diperhatikan adanya pembagian seimbang antara ketiga fasanya. Untuk rangkaian delta tegangannya bervariasi yaitu 240 Volt, dan 480 Volt. Tipe ini dipakai untuk melayani beban-beban industri atau perdagangan.
6. Sistem distribusi tiga fasa dengan empat kawat, Pada tipe ini, sisi sekunder (output) trafo distribusi terhubung star,dimana saluran netral diambil dari titik bintangnya. Seperti halnya padasistem tiga fasa yang lain, di sini perlu diperhatikan keseimbangan beban antara ketiga fasanya, dan disini terdapat dua alternatif besar tegangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar